PENERAPAN STRATEGI EVERYONE IS TEACHER HERE YANG DIPADUKAN DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING, TEKNIK ROUND TABLE DAN TALKING STICK PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA KELAS X SEMESTER II
PENERAPAN
STRATEGI EVERYONE IS TEACHER HERE YANG DIPADUKAN DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING,
TEKNIK ROUND TABLE DAN TALKING STICK PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA KELAS X
SEMESTER II
Makalah ini disusun Untuk Memenuhi Tugas
Terstruktur
Dosen : Dra. Mumun Munawaroh, M. Si.
Mata Kuliah : Teknik Pembelajaran Aktif
Disusun Oleh:
Kelompok
A. Syaeroji (1410150083)
Ikbal Almaududi
(1410150097)
Tarinih (1410150116)
Yuthi Yattaqi
(1410150124)
Nurwiyatsih (1410150153)
Selly Marlangen (1410150156)
Wini Widiarti (1410150163)
Wiwi Pratiwi Wijayanti
(1410150164)
Jurusan : Tarbiyah / Matematika_C &
D / 6
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH
NURJATI CIREBON
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas berkat Rahmat dan Karunianya
sehingga makalah yang berjudul “PENERAPAN STRATEGI
EVERYONE IS TEACHER HERE YANG DIPADUKAN DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING, TEKNIK
ROUND TABLE DAN TALKING STICK PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA KELAS X SEMESTER II
” ini dapat terwujud sesuai dengan yang
direncanakan. Sesuai dengan judulnya makalah ini dimaksudkan
untuk menjelaskan dan menjabarkan tentang beberapa model, strategi dan teknik
pembelajaran yang dapat digunakan sebagai alat untuk bantu proses pembelajaran matematika
di kelas.
Kami percaya bahwa makalah ini tidak mungkin
terwujud tanpa bantuan dari pihak
lain. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang sudah membantu
terwujudnya tugas makalah ini terutama kepada Ibu Mumun Munawaroh selaku Dosen
Pengampu yang banyak memberikan bimbingan
dan motivasi demi tersusunnya makalah ini.
Sesuai dengan pribahasa yang berbunyi “tak ada
gading yang tak retak” maka kami
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik yang konstruktif senantiasa kami harapkan
agar dapat lebih baik dalam proses dan hasil penulisan makalah kedepannya.
Akhir
kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat baik bagi kami sendiri maupun
pembacanya.
Cirebon, April 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 3
A. LATAR BELAKANG ............................................................. 3
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................ 4
C. TUJUAN ................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .............................................................. 5
A. MODEL QUANTUM TEACHING ....................................... 5
B. TEKNIK ROUND TABLE ..................................................... 13
C. STRATEGI EVERYONE IS TEACHER HERE ................... 15
D. TEKNIK TALKING STICK ................................................... 20
E. APLIKASI PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA ..... 22 LESSON PLAN 22 RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN .................................. 24 MATERI LOGIKA MATEMATIKA ................................................................................................... 32
BAB III PENUTUP ....................................................................... 37
A. KESIMPULAN ........................................................................ 37
B. SARAN .................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 38
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini masyarakat sering menghadapi
suatu permasalahan kompleks yang membutuhkan jawaban serta penyelesaian yang
baik. Mereka menyadari bahwa sekedar mengetahui pengetahuan tidak cukup
berhasil untuk menghadapi kehidupan dan juga berbagai hal kompleks yang lebih
membutuhkan kreatifitas berfikir untuk menyelesaikannya. Hal in disebabkan
karena kehidupan terus berkembang dan terus melesat dengan cepat, sehingga bagi
orang-orang yang hanya memiliki pengetahuan tanpa mengaplikasikannya seta
kurang kreatifitas dalam berfikir, bukan tidak mungkin jika mereka akan
tergerus oleh zaman nantinya.
Sadar akan kebutuhan kreatifitas
berfikir yang tinggi mengakibatkan adanya suatu perkembangan yang signifikan di
dunia pendidikan. Pendidikan merupakan suatu tonggak yang mampu mempengaruhi
segala aspek kehidupan di dunia ini. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa pun
salah satu tolok ukurnya adalah kualitas pendidikannya. Oleh karena itu para
pakar pendidikan terus berinovasi untuk
terus mengembangkan dunia pendidikan. Diantara hal yang tak luput dari
perhatian mereka adalah tentang strategi pembelajaran, yang menjadi jembatan
untuk keberhasilan penyerapan materi pembelajaran.
Pembelajaran yang aktif merupakan suatu
metode pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran
dan mengkondisikan suasana pembelajaran menjadi bermakna dan para siswa dilatih
untuk senantiasa berfikir sehingga mampu memahami suatu ilmu pengetahuan dan
bertahan lama dalam memori. Hal ini diharapkan kelak para siswa mampu
memecahkan dan menyelesaian suatu permasalah yang kompleks dengan terapan suatu
pengetahuan, karena sudah terbiasa berfikir aktif.
Namun pada pelaksanaan pembelajaran
sering dijumpai adanya kecenderungan siswa
tidak mau bertanya kepada guru meskipun sebenarnya belum mengerti
tentang materi yang disampaikan guru. Masalah ini membuat guru kesulitan dalam
memilih metode pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi. Agar dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika tidak membosankan, maka pada pelaksanaannya
dapat menerapkan berbagai strategi. Salah satunya adalah melalui penggunaan
metode pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar. Metode
pembelajaran yang dipilih diharapkan mampu mengembangkan dan meningkatkan sikap positif siswa terhadap matematika, motivasi belajar,
dan kepercayaan diri. Metode pembelajaran yang
sesuai dengan maksud di atas, everyone is
teacher here. Strategi everyone is
teacher here merupakan salah satu strategi yang mendesain setiap individu untuk
berperan aktif dalam proses pembelajaran dan membantu para siswa untuk dapat
bersosialisasi dengan teman sebaya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan strategi
quantum teaching?
2. Apa yang dimaksud dengan strategi round
table?
3. Apa yang dimaksud dengan strategi
everyone is teacher here?
4. Apa yang dimaksud dengan strategi
talking stick?
5. Bagaimana aplikasi pada pembelajaran?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui penjelasan tentang
strategi quantum teaching.
2. Untuk mengetahui penjelasan tentang
strategi round table.
3. Untuk mengetahui penjelasan tentang
strategi everyone is teacher here.
4. Untuk mengetahui penjelasan tentang
strategi talking stick.
5. Untuk mengetahui aplikasi pada
pembelajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. MODEL QUANTUM TEACHING
Model pembelajaran kuantum adalah suatu model penggubahan belajar yang
meriah, dengan segala nuansanya, serta menyertakan segala kaitan, interaksi dab
perbedaan yang memaksimalkan momen belajar (Yatim Riyanto,2009:199). Model
pembelajaran ini berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas
interaksi yang mendirikan dan kerangka untuk belajar.
Kata kuantum sendiri berarti interaksi
yang mengubah energi menjadi cahaya (Bobbi DePorter,dkk.,2010:34). Dengan
demikian, kuantum adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi (mencakup unsur-unsur
belajar efektif yang mempengaruhi kesukaran siswa) yang ada di dalam dan
sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat
alamiang menghalang siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka
sendiri dan bagi orang lain (Yatim Riyanto,2009:200).
Asas utama dalam kuantum teaching
bersandar pada konsep “Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkanlah
dunia mereka ke dunia kita”. Artinya : mengingatkan kita pada pentingnya
memasuki dunia murid sebagai langkah pertama untuk mendapatkan hak mengajar.
Hak mengajar ini diberikan oleh siswa, bukan dari Depsrtemen Pendidikan
Nasional. Depdiknas mengeluarkan dokumen yang mengizinkan seseorang utuk
mengajar. Berarti hanya memiliki wewenang untuk mengajar.
Belajar dari segi definisinya adalah
kegiatan fullcontact. Dengan kata lain, belajar melibatkan segala aspek
kepribadian manusia-pikiran, perasaan dan bahasa tubuh disamping pengetahuan,
sikap dan keyakinan serta persepsi masa mendatang. Dengan demikian hak untuk
memudahkan belajr tersebut harus diberi oleh pelajar dandiraih oleh guru (Yatim
Riyanto,2009:200).
Jadi, bagi para guru masuki dahulu dunia
para siswa. Para guru memahami karakteristik para siswa, latar belakang, dan
cara belajar para siswa. Hal ini dikarenakan tindakan ini akan memberikan izin
kepada guru dari siswa untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan
mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Caranya adalah
dengan mengaitkan apa yang diajarkan dengan sebuah peristiwa, music, seni, rekreasi,
atau akademis para siswa. Setelah kaitan itu terbentuk, guru dapat membawa para
siswa ke dalam dunianya, dan memberi siwa pemahaman dari guru mengenai dunia
tersebut.
Kata Quantum sendiri berarti interaksi
yang mengubah energi menjadi cahaya. Jadi Quantum Teaching menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada
siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas
Persamaan Quantum Teaching ini
diibaratkan mengikuti konsep Fisika Quantum yaitu:
E = mc2
E = Energi (antusiasme, efektivitas
belajar-mengajar,semangat)
M = massa (semua individu yang terlibat,
situasi, materi, fisik)
c = interaksi (hubungan yang tercipta di
kelas)
Berdasarkan persamaan ini dapat
dipahami, interaksi serta proses pembelajaran yang tercipta akan berpengaruh
besar sekali terhadap efektivitas dan antusiasme belajar pada peserta didik.
Bila metode ini diterapkan, maka guru
akan lebih mencintai dan lebih berhasil dalam memberikan materi serta lebih
dicintai anak didik karena guru mengoptimalkan berbagai metode. Apalagi dalam
Quantum Teaching ada istilah ‘Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan hantarlah
dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajara dengan
Quantum Teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa.
Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan
emosional yang baik dalam dan ketika belajar.
a. Strategi Pembelajaran
1. Karakteristik
Secara umum, Quantum Teaching (pembelajaran kuantum)
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Berpangkal pada psikologi kognitif.
2. Bersifat humanistik, manusia selaku
pembelajar menjadi pusat perhatian. Potensi diri, kemampuan pikiran, daya
motivasi dan sebagainya dari pembelajar dapat berkembang secara optimal dengan
meniadakan hukuman dan hadiah karena semua usaha yang dilakukan pembelajar
dihargai. Kesalahan sebagai manusiawi.
3. Bersifat konstruktivistis, artinya
memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi diri manusia
selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks
pembelajaran. Oleh karena itu, baik lingkungan maupun kemampuan pikiran atau
potensi diri manusia harus diperlakukan sama dan memperoleh stimulant yang seimbang
agar pembelajaran berhasil baik.
4. Memusatkan perhatian pada interaksi yang
bermutu dan bermakna. Dalam proses pembelajaran dipandang sebagai penciptaan
intekasi-interaksi bermutu dan bermakna yang dapat mengubah energi kemampuan
pikiran yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran dan bakat alamiah
pembelajar menjadi cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan pembelajar.
5. Menekankan pada pemercepatan
pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Dalam prosesnya menyingkirkan
hambatan dan halangan sehingga menimbulkan hal-hal yang seperti: suasana yang
menyengkan, lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks, dan
lain-lain.
6. Menekankan kealamiahan dan kewajaran
proses pembelajaran. Dengan kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman,
segar sehat, rileks, santai, dan menyenangkan serta tidak membosankan.
7. Menekankan kebermaknaan dan dan
kebermutuan proses pembelajaran. Dengan kebermaknaan dan kebermutuan akan
menghadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi pembelajar,
terutama pengalaman perlu diakomodasi secara memadai.
8. Memiliki model yang memadukan konteks
dan isi pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan,
landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan yang dinamis.
Sedangkan isi pembelajaran meliputi: penyajian yang prima, pemfasilitasan yang
fleksibel, keterampilan belajar untuk belajar dan keterampilan hidup.
9. Menyeimbangkan keterampilan akademis,
keterampilan hidup dan prestasi material.
10. Menanamkan nilai dan keyakinan yang
positif dalam diri pembelajar. Ini mengandung arti bahwa suatu kesalahan tidak
dianggapnya suatu kegagalan atau akhir dari segalanya. Dalam proses
pembelajarannya dikembangkan nilai dan keyakinan bahwa hukuman dan hadiah tidak
diperlukan karena setiap usaha harus diakui dan dihargai.
11. Mengutamakan keberagaman dan kebebasan
sebagai kunci interaksi. Dalam prosesnya adanya pengakuan keragaman gaya
belajar siswa dan pembelajar.
12. Mengintegrasikan totalitas tubuh dan
pikiran dalam proses pembelajaran, sehinga pembelajaran bias berlangsung nyaman
dan hasilnya lebih optimal.
b. Prinsip
Pembelajaran
kuantum (Quantum Teaching) memiliki lima prinsip yang serupa dengan Asas utama
yang dapat mempengaruhi seluruh aspek kuantum tersebut. Prinsip-prinsip
tersebut adalah :
1. Segalanya Berbicara
Segalanya dari
lingkungan kelas hingga bahasa tubuh Anda, dari kertas yang Anda bagikan hingga
rancangan pelajaran Anda, semuanya mengirim pesan untuk belajar.
2. Segalanya Bertujuan
Semua yang
terjadi dalam penggubahan Anda mempunyai tujuan.
3. Pengalaman sebelum pemberian nama
Otak kita
berkembanga pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan
rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika
siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang
mereka pelajari.
4. Akui setiap usaha
Belajar
mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat
siswa mengambil langka ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan
kepercayaan diri mereka.
5. Jika layak dipelajari, maka layak pula
dirayakan
Perayaan adalah
sarapan pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan
meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.
c. Kerangka Teori
Quantum
teaching menggunakan prinsip-prinsip komunikasi ampuh dengan pendekatan
multisensori, multi kecerdasan, dan berdasarkan Kerangka Rancangan Belajar
Quantum Teaching yang dikenal sebagai TANDUR. TANDUR merupakan kepanjangan dari
:
1. TUMBUHKAN
Tumbuhkan
minat dengan memuaskan “Apakah
manfaatnya BAgiK” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan pelajar.
Konsep
tumbuhkan ini sebagai konsep operasional dari prinsip “bawalah dunia mereka ke
dunia kita”. Dengan usaha menyertakan siswa dalam pikiran dan emosinya,
sehingga tercipta jalinan dan kepemilikan bersama atau kemampuan saling
memahami. Secara umum konsep tumbuhkan adalah sertakan diri mereka, pikat
mereka, puaskan keingintahuan, buatlah siswa tertarik atau penasaraan tentang
materi yang akan diajarkan.
Dari
hal tersebut tersirat, bahwa dalam pendahuluan (persiapan) pembelajaran dimulai
guru seyogyanya menumbuhkan sikap positif dengan menciptakan lingkungan yang
positif, lingkungan sosial (komunitas belajar), sarana belajar, serta tujuan
yang jelas dan memberikan makna pada siswa, sehingga menimbulkan rasa ingin
tahu.
Berikut
pertanyaan-pertanyaan yang dapat dipakai sebagai acuan guru: hal apa yang siswa
pahami? Apa yang siswa setujui? Apakah manfaat dan makna materi tersebut bagi
siswa? Pada bagian apa siswa tertari/bermakna? Stategi untuk melaksanakan
TUMBUHKAN tidak harus dengan tanya jawab, menuliskan tujuan pembelajaran
dipapan tulis, melainkan dapat pula dengan penyajian gambar/media yang menarik
atau lucu, isu muthakir, atau cerita pendek tentang pengalaman seseorang.
2. ALAMI
Ciptakan
atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar
Tahap
ini jika kita tulis pada rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada
kegiatan inti. Konsep ALAMI mengandung pengertian bahwa dalam pembelajaran guru
harus memberi pengalaman dan manfaat terhadap pengetahuan yang dibangun siswa
sehingga menimbulkan hasrat alami otak untuk menjelajah.
Pertanyaan
yang memandu guru pada konsep alami adalah cara apa yang terbaik agar siswa
memahami informasi? Permainan atau keinginan apa yang memanfaatkan pengetahuan
yang sudah mereka miliki? Permainan dan kegiatan apa yang memfasilitasi siswa?
Strategi konsep ALAMI dapat menggunakan jembatan keledai, permainan atau
simulasi dengan memberi tugas secara individu atau kelompok untuk mengaktifkan
pengetahuan yang telah dimiliki.
3. NAMAI
Sediakan
kata kunci, konsep, model, rumus, strategi; sebuah “masukan”.
Konsep
ini berada pada kegiatan inti, yang NAMAI mengandung maksud bahwa penamaan
memuaskan hasrat alami otak (membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan mengenai
pengalaman) untuk memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Penamaan
dalam hal ini adalah mengajarkan konsep, melatih keterampilan berpikir dan
strategi belajar.
Pertanyaan
yang dapat memenadu guru dalam memahami konsep NAMAI yaitu perbedaan apa yang
perlu dibuat dalam belajar? Apa yang harus guru tambahkan pada pengertian
siswa? Strategi, kiat jitu, alat berpikir apa yang digunakan untuk siswa
ketahui atau siswa gunakan? Strategi implementasi konsep NAMAI dapat menggunaka
gambar susunan gambar, warna, alat Bantu, kertas tulis dan poster di dinding
atau yang lainnya.
4. DEMONSTRASIKAN
Sediakan
kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu”.
Tahap
ini masih pada kegiatan ini. Inti pada tahap ini adalah memberi kesempatan
siswa untuk menunjukkan bahwa siswa tahu. Hal ini sekaligus memberi kesempatan
siswa untuk menunjukkan tingkat pemahaman terhadap materi yang dipelajari.
Panduan guru untuk memahami tahap ini yaitu dengan cara apa siswa dapat
memperagakan tingkat kecakapan siswa dengan pengetahuan yang baru? Kriteria apa
yang dapat membantu guru dan siswa mengembangkan bersama untuk menuntut
peragaan kemampuan siswa.
Strategi
yang dapat digunakan adalah mempraktekkan, menyusun laporan, membuat presentasi
dengan powerpoint, menganalisis data, melakukan gerakan tangan, kaki, gerakan
tubuh bersama secara harmonis, dan lain-lain.
5. ULANGI
Tunjukkan
pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan, “Aku tahu bahwa aku memang
tahu”.
Tahap
ini jika kita tuangkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada
penutup. Tahap ini dilaksanakan untuk memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan
rasa “aku tahu bahwa aku tahu ini”. Kegiatan ini dilakukan secara
multimodalitas dan multikecerdasan.
Panduan
guru untuk memasukan tahap ini yaitu cara apa yang terbaik bagi siswa untuk
mengulang pelajaran ini? Dengan cara apa setiap siswa akan mendapatkan
kesempatan untuk mengulang? Strategi untuk mengimplementasikan yaitu bias
dengan membuat isian “aku tahu bahwa aku tahu ini” hal ini merupakan kesempatan
siswa untuk mengajarkan pengetahuan baru kepada orang lain (kelompok lain),
atau dapat melakukan pertanyaan – pertanyaan post tes
6. RAYAKAN
Pengakuan
untuk penyelesaian, pertisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu
pengetahuan.
Tahap
ini dituangkan pada penutup pembelajaran. Dengan maksud memberikan rasa
rampung, untuk menghormati usaha, ketekunan, dan kesusksesan yang akhirnya
memberikan rasa kepuasan dan kegembiraan. Dengan kondisi akhir siswa yang
senang maka akan menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar lehi lanjut.
Panduan
pertanyaan dalam diri guru untuk melaksanakan adalah untuk pelajaran ini, cara
apa yang paling sesuai untuk merayakannya? Bagaimana anda dapat mengakui setiap
orang atas prestasi mereka? Strategi yang dapat digunakan adalah dengan pujian
bernyanyi bersama, pesta kelas, memberikan reward berupa tepukan.
Evaluasi
dilaksanakan terhadap proses dan produk untuk melihat keefektifan model
pembelajaran yang digunakan. Langkah- langkah pembelajaran yang dilaksanakan
pada kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran ceramah bermakna dan
dilaksanakan dengan tahap- tahap berikut ini :
1. Guru mengecek
pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan.
2. Guru
menerangkan dan menyampaikan materi pelajaran di depan kelas dengan metode
ceramah, di sini siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru dan mencatat hal-hal
yang penting di buku tulis.
3. Guru
memberikan contoh soal dan mengadakan tanya jawab pada siswa tentang materi.
4. Guru
memberikan latihan soal atau memberi pekerjaan rumah.
5. Guru dan
siswa secara bersama- sama membahas hasil pekerjaan siswa dan mengambil
kesimpulan.
6. Guru
mengadakan evaluasi.
Langkah- langkah
pembelajaran tersebut diatas dilakukan pada setiap pertemuan dengan materi yang
sesuai dengan rencana pembelajaran.
B. TEKNIK ROUND TABLE DAN ROUND ROBIN
Roundtable
dan Roundrobin adalah struktur pembelajaran kooperatif sederhana yang dapat
digunakan dengan subyek manapun. Roundtable paling banyak digunakan pada awal
sebuah pelajaran untuk mengadakan aktivitas pembangunan tim yang berhubungan
dengan isi pelajaran.
Langkah-langkah
Roundtable (berurutan):
Langkah
1. Permasalahan.
Guru
menanyakan sebuah pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban, misalnya
sebutkan semua nama cabang olahraga yang kamu tahu, semua bagian kalimat, semua
nama suku-suku asli.
Langkah
2. Kontribusi Murid.
Murid-murid
membuat sebuah daftar di secarik kertas, setiap anak menulis satu jawaban lalu
meneruskan kertas tersebut kepada orang di sebelah kirinya. Kertas itu lalu
berjalan mengelilingi meja, maka nama kegiatan ini-Roundtable (Meja Bundar)
Variasi:
Struktur ini dapat digunakan dalam berbagai macam cara. Roundtable dapat
dijalankan tidak dengan tekanan waktu atau dapat dibentuk dalam format
perlombaan, dengan penghargaan yang diberikan pada tim yang mendapatkan jawaban
paling banyak, atau dengan penghargaan terhadap tujuan kelas yang adalah hasil
kontribusi seluruh tim. Adalah baik jika Roundtable dijalankan dalam berbagai
macam cara. Jika aktivitas ini dijalankan sebagi perlombaan, mungkin ada
baiknya untuk menyeimbangkan suasana kompetisi yang tercipta dengan menggunakan
hanya sedikit atau tidak ada sama sekali tekanan waktu. Keefektifan Roundtable
dan Roundrobin seringkali ada dalam proses kreasinya, bukan pada produk
hasilnya.
Roundtable
Serempak: Terkadang untuk jawaban-jawaban panjang atau ketika produk adalah
tujuan, dua, tiga, atau bahakan empat kertas dapat disebarkan secara serempak.
Sebagai contoh, sebuah Roundtable tentang Makanan Kelompok mungkin mempunyai
kertas yang mewakili setiap kelompok makanan.
Roundtable
Berpasangan: Murid-murid bekerja dalam pasangan dalam kelompok empat orang.
Mereka meneruskan secarik kertas ke depan dan ke belakang, sambil menulis
jawaban untuk persoalan yang memiliki banyak jawaban. Ketika waktu habis,
mereka membandingkan jawaban-jawaban mereka dengan jawaban-jawaban pasangan
lain dalam timnya. Mereka lalu menyimpulkan bahwa dua pasang pasangan lebih
baik daripada hanya satu. Catatan: Roundtable berpasangan melipatgandakan
partisipasi dibandingkan Roundtable Berurutan.
ROUNDROBIN
Roundrobin adalah rekan penyeimbang oral dari Roundtable: murid-murid cukup bergiliran menyatakan pendapat, tanpa perlu mencatat. Roundrobin dapat digunakan untuk anak-anak yang masih terlalu kecil untuk menulis; atau ketika tujuannya adalah partisipasi dan bukan produk. Roundrobin untuk murid-murid yang lebih besar disebut Shareround (Berbagi Berkeliling).
Roundrobin adalah rekan penyeimbang oral dari Roundtable: murid-murid cukup bergiliran menyatakan pendapat, tanpa perlu mencatat. Roundrobin dapat digunakan untuk anak-anak yang masih terlalu kecil untuk menulis; atau ketika tujuannya adalah partisipasi dan bukan produk. Roundrobin untuk murid-murid yang lebih besar disebut Shareround (Berbagi Berkeliling).
Kelebihan
teknik round table dan round robin adalah:
1. mempunyai
kekuatan dalam proses penulisan.
2. dapat
memotivasi dan mewujudkan kesenangan kepada peserta didik pada saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
3. mengaktifkan
dan menceriakan suasana.
4. melatih
murid-murid tersebut kemahiran berfikir secara kritis dan kreatif.
5. mendorong
para peserta untuk berfikir secara matang karena proses pemerolehan informasi
yang relevan, penyaringan dan penghasilan informasi dalam bentuk lisan dan
tulisan memerlukan pendalaman fikiran.
6. Meningkatkan
kemampuan peserta yang kurang mampu dalam keterampilan berfikir.
7. memupuk
sikap berani para peserta.
Kekurangan teknik round table dan round robin adalah:
1. menyebabkan
kelas menjadi ramai, mengganggu pembelajaran sekiranya tidak dikawal dengan
baik oleh guru.
2. Dari
segi waktu, proses pembelajaran yang menggunakan kedua-dua teknik ini
memerlukan waktu yang lebih panjang.
3. kurang
sesuai dilaksanakan untuk kelompok yang mayoritas pesertanya kurang cerdas,
karena proses pemilihan dan penyaringan idea memerlukan keterampilan berfikir.
C. STRATEGI EVERYONE IS TEACHER HERE
Rahman (2008: 6) menjelaskan bahwa
strategi Everyone is a Teacher Here merupakan strategi yang memberikan
kesempatan pada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang pengajar
terhadap peserta didik lain. Metode everyone is a teacher here yaitu metode yang dapat
digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa, dan dapat disesuaikan
dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pembelajaran pada berbagai mata
pelajaran, khususnya mencapaian tujuan yaitu meliputi aspek : kemampuan
mengemukakan pendapat, kemampuan menganalisa masalah, kemampuan menuliskan
pendapat-pendapatnya (kelompoknya) setelah melakukan pengamatan, kemampuan
menyimpulkan, dan lain-lain.
Dalam
hal metode every one is a teacher here, dikemukakan oleh Asy Syaibany yang
dikutip oleh Muhamad Nurdin (2004 : 111), menjelasakan bahwa :
terdapat tujuh prinsip pokok yang harus diterapkan oleh seorang guru dalam hal metode pengajaran, yaitu :
terdapat tujuh prinsip pokok yang harus diterapkan oleh seorang guru dalam hal metode pengajaran, yaitu :
1. Mengetahui
motivasi, kebutuhan, dan minat anak didiknya.
2. Mengetahui
tujuan pendidikan yang sudah diterapkan sebelum pelaksanaan pendidikan.
3. Mengetahui
tahap kematangan (maturity), pelaksanaan, serta perubahan anak didik.
4. Mengetahui
perbedaan-perbedaan individu anak didik.
5. Memperhatikan
pemahaman dan mengetahui hubungan-hubungan, kebebasab berfikir.
6. Menjadikan
proses pendidikan sebagai pengalaman yang menggembirakan bagi anak didik dan,
7. Menegakakan
contoh yang baik (uswatun hasanah).
Penjelasan tersebut diperkuat dengan
pendapat Muhaimin dan Mujib (1993 : 232), menyatakan bahwa : tujuan diadakannya
metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar menjadi lebih baik
berdaya guna dan menimbulkan kesadaran anak didik untuk mengamalkan ketentuan
ajajaran agama (Islam) melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar
anak didik secara mantap.
Maka dengan begitu dapat menunjukkan
bahwa fungsi metode pendidikan adalah mengarahkan keberhasilan belajar dan
memberikan kemudahan kepada anak didik. Sedangkan, tugas utamanya adalah
mengadakan aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan pedagogis agar anak didik
dapat menghayati, mengetahui, dan mengerti materi yang diajarkan. Selain itu,
tugas utama dalam metode tersebut adalah membuat perubahan tingkah laku, sikap,
minat anak didik kepada perubahan yang nyata.
A. Langkah-langkah
Metode Everyone is teacher here
a.
Bagikan
kertas kepada setiap peserta didik dan mintalah mereka untuk menuliskan sebuah
pertanyaan tentang materi pokok yang telah atau sedang dipelajari, atau topik
khusus yang ingin mereka diskusikan dalam kelas.
b.
Kumpulkan
kertas-kertas tersebut, dikocok dan dibagikan kembali secara acak kepada
masing-masing peserta didik dan diusahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan.
c.
Mintalah
mereka membaca dan memahami pertanyaan di kertas masing-masing, sambil
memikirkan jawabannya.
d.
Undang
sukarelawan untuk membacakan pertanyaan yang ada di tangannya (untuk
menciptakan budaya bertanya, upayakan memotivasi siswa untuk angkat tangan bagi
yang siap membaca-tanpa langsung menunjukknya).
e.
Mintalah
dia memberikan respon (jawaban atau penjelasan) atas pertanyaan atau
permasalahan tersebut, kemudian mintalah kepada teman sekelasnya untuk memberi
pendapat atau melengkapi jawabannya.
f.
Berikakn
apresiasi (pujian atau tidak menyepelekan) terhadap setiap jawaban atau
tanggapan siswa agar termotifasi dan tidak takut salah.
g.
Kembangkan
diskusi secara lebih lanjut dengan cara siswa bergantian membacakan pertanyaan
di tangan masing-masing sesuai waktu yang tersedia
h.
Guru
melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
B. Kelebihan
dan Kelemahan dari Metode Everyone is teacher here
v Kelebihan
Metode Everyone is teacher here
Silberman
(2009:183) menjelaskan bahwa kelebihan-kelebihan strategi Semua Orang bisa
menjadi Guru, yaitu:
1) Mendukung pengajaran sesama siswa
di kelas.
2) Menempatkan seluruh tanggung
jawab pengajaran kepada seluruh anggota kelas.
Rahayu (2011) menjelaskan bahwa
kelebihan-kelebihan strategi Semua Orang bisa menjadi Guru, yaitu:
1)
Strategi ini dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran
siswa.
2) Strategi ini dapat disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran pada berbagai mata pelajaran.
3)
Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat.
4)
Meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis masalah.
5)
Meningkatkan kemampuan siswa menuliskan pendapat-pendapatnya.
6)
Meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat simpulan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa kelebihan-kelebihan strategi Everyone is a Teacher Here
adalah sebagai berikut:
1) Mendukung
dan meningkatkan proses pembelajaran.
2) Melatih
siswa untuk bertanggung jawab.
3) Strategi
ini dapat digunakan pada semua mata pelajaran.
4) Meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, menganalisis masalah, dan
keterampilan membuat simpulan.
v Kelemahan
Metode Everyone is teacher here
Widiyanti
(2011) menjelaskan bahwa kelemahan-kelemahan strategi Everyone is a Teacher
Here, yaitu:
1) Memerlukan penjelasan materi di
awal oleh guru agar soal yang dibuat siswa tidak menyimpang dari tujuan
pembelajaran.
2) Membutuhkan waktu yang lama untuk
menghabiskan semua pertayaan untuk kelas besar.
D. Manfaat penerapan metode everyone is teacher
here
Sekarningrum (2011) menjelaskan
bahwa manfaat dari penerapan strategi Everyone is a Teacher Here, yaitu:
a) Meningkatkan
partisipasi kelas secara keseluruhan dan individual.
b) Mengaktifkan
peserta didik.
Rahayu (2011) menjelaskan bahwa
manfaat penerapan strategi Semua Orang bisa menjadi Guru, yaitu:
1)
Menggali informasi seluas-luasnya
baik administrasi maupun akademis.
2)
Mengecek atau menganalisis pemahaman
siswa tentang pokok bahasan tertentu.
3)
Membangkitkan respon siswa.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa manfaat penerapan strategi Everyone is a Teacher Here adalah
sebagai berikut:
a) Meningkatkan
partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual.
b) Mengaktifkan
peserta didik.
c) Menggali
informasi seluas-luasnya baik administrasi maupun akademis.
d) Mengecek
atau menganalisis pemahaman siswa tentang pokok bahasan tertentu.
e) Membangkitkan
respon siswa.
D. STRATEGI TALKING STICK
Model
pembelajaran talking stick adalah
model pembelajaran yang dipergunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran
yang diiinginkan. Model pembelajaran talking
stick sebagaimana dimaksudkan penelitian ini, dalam proses belajar mengajar
di kelas berorientasi pada terciptanya kondisi belajar melalui permainan
tongkat yang diberikan dari satu siswa kepada siswa yang lainnya pada saat guru
menjelaskan materi pelajaran dan selanjutnya mengajukan pertanyaan. Saat guru
selesai mengajukan pertanyaan, maka siswa yang sedang memegang tongkat itulah
yang memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini
dilakukan hingga semua siswa berkesempatan mendapat giliran menjawab pertanyaan
yang diajukan guru.
Dalam hal
ini menurut Siti Fatimah model talking stick merupakan bagian dari
“model-model pembelajaran kooperatif dimana dalam pelaksanaanya menggunakan
alat bantu tongkat, dengan cara guru memberikan tongkat kepada siswa, dan yang
mendapat tongkat tersebut harus menjawab pertanyaan. Demikian seterusnya sampai
sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab pertanyaan dari guru.Dengan
adanya medel pembelajaran talking stick siswa dapat meningkatkan hasil
belajar dengan baik.
Langkah-langkah
pembelajaran model talking stick sebagai berikut :
1.
Guru
menyiapkan sebuah tongkat
2.
Guru
menyampaikan materipokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan
kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada buku peganganya atau
buku paketnya
3.
Setelah
selesai membaca buku dan mempelajarinya lalu menyuruh siswa untuk menutup
bukunya
4.
Guru
mengambil tongkat, menyampaikan pertanyaan setelah beberapa saat kemudian guru
memberikan tongkat kepada siswa yang menjawab. Demikian seterusnya sampai
sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab pertanyaan dari guru
5.
Evaluasi dan
simpulan.
Kelebihan model pembelajaran talking stick :
1.
Merangsang
siswa untuk melatih dan mengembangkan daya kreasinya.
2.
Pertanyaan
terfokus
3.
Memotivasi
keberanian dan keterampilan siswa
4.
Memupuk
tanggung jawab dan kerjasama siswa
Sedangkan kelemahannya
1.
Siswa sering
merasa takut
2.
Tidak mudah
untuk membuat pertanyaan sesuai
3.
Waktu sering
terbuan percuma
4.
Guru
mendominasi proses pembelajaran
5.
Siswa yang
kurang atau tidak bisa menjawab belum tentu bodoh, mungkin hanya situasi dan
kondisi pembelajaran yang mendorongnya demikian
E. APLIKASI MODEL TERHADAP MATERI LOGIKA
MATEMATIKA
LESSON PLAN
Materi
: Logika Matematika
Waktu
: 80 menit
Strategi
: QUANTUM TEACHING, ROUND ROBIN
DAN ROUND TABLE, EVERYONE IS TEACHER HERE, TALKING STICK
Fasilitator
: Ahmad Syaeroji, Ikbal Almaududi,
Nurwiatsih, Shelly, Tarinih, Wini, Wiwi Pratiwi Wijayanti, Yuthi Yattaqi.
Waktu
(menit)
|
Kegiatan
|
Strategi
|
Media
|
Fasilitator
|
5
|
Prolog
|
Quantum
Teaching
|
|
Yuthi
|
10
|
Pembagian
kelompok, aturan main
|
|
Kertas
berwarna,
|
Yuthi
|
Syaeroji
|
||||
3
|
Diskusi
kelompok per subbab
|
Round
Robin dan Round Table
|
Kertas
HVS materi
|
Syaeroji
|
2
|
Bertukar
anggota kelompok
|
|
|
Syaeroji
|
Wini
|
||||
15
|
Penjelasan
di kelompok masing-masing
|
Everyone
is teacher here
|
|
Wini
|
10
|
Demonstrasi
perwakilan kelompok
|
|
|
Tarinih
|
5
|
Ice
breaking
|
|
|
Ikbal
|
15
|
Competisi
evaluasi
|
Talking
stick
|
Kertas,
stick
|
Wiwi
|
10
|
Kesimpulan
materi / evaluasi, penutup acara kelas
|
|
|
Shelly
|
5
|
Penjelasan
singkat tentang strategi
|
|
|
Nurwiatsih
|
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata
Pelajaran : Matematika
Kelas
: X (Sepuluh)
Semester
: Genap
Standar
Kompetensi : 1. Menggunakan
logika matematika dalam pemecahan masalah yang berkaitan
dengan pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor.
Kompetensi Dasar : 1.1.Memahami pernyataan dalam matematika dan ingkaran atau
negasinya.
: 1.2.Menentukan nilai kebenaran dari suatu pernyataan
majemuk dan pernyataan berkuantor.
:
1.3.Merumuskan pernyataan yang setara dengan pernyataan majemuk atau pernyataan
berkuantor yang diberikan.
:
1.4.Menggunakan prinsip logika matematika yang berkaitan dengan pernyataan
majemuk dan pernyataan berkuantor dalam penarikan kesimpulan dan pecahan.
Indikator :
1.
Menjelaskan arti dan contoh dari pernyataan dan kalimat
terbuka, serta menentukan nilai kebenaran suatu pernyataan.
2.
Menentukan ingkaran atau negasi dari suatu pernyataan
beserta nilai kebenarannya.
3. Menentukan nilai
kebenaran dari suatu pernyataan majemuk berbentuk konjungsi, disjungsi,
implikasi, dan biimplikasi.
4. Menentukan ingkaran
atau negasi dari suatu pernyataan majemuk berbentuk konjungsi, disjungsi,
implikasi, dan biimplikasi.
5.
Menentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari
pernyataan berbentuk implikasi beserta nilai kebenarannya.
6.
Menentukan nilai kebenaran dan ingkaran dari suatu
pernyataan berkuantor.
7. Memeriksa
kesetaraan antara dua pernyataan majemuk atau pernyataan berkuantor.
8. Menyelidiki apakah
suatu pernyataan majemuk merupakan suatu tautologi, kontradiksi, bukan
tautologi, atau bukan kontradiksi..
9. Mengerjakan soal
dengan baik berkaitan dengan materi mengenai kesetaraan (ekuivalensi) dua pernyataan
majemuk, tautologi, dan kontradiksi.
10. Menentukan
kesimpulan dari beberapa premis yang diberikan dengan prinsip modus ponens, modus
tolens, dan silogisme.
11. Memeriksa keabsahan
penarikan kesimpulan menggunakan prinsip logika matematika.
12. Membuktikan sebuah
persamaan atau pernyataan dengan bukti langsung, bukti tak langsung, atau
induksi matematika.
13. Mengerjakan soal
dengan baik berkaitan dengan materi mengenai penarikan kesimpulan berdasarkan prinsip
modus ponens, modus tolens, atau silogisme beserta keabsahannya, serta
penyusunan bukti (bukti langsung,
bukti tak langsung, atau induksi matematika).
Alokasi
Waktu : 2 x 40 menit
pelajaran (1 x pertemuan).
A.
Tujuan Pembelajaran
a.
Peserta didik dapat menentukan kesimpulan dari beberapa
premis yang diberikan dengan prinsip modus ponens, modus tolens, dan silogisme. (nilai yang
ditanamkan: Rasa ingin tahu, Mandiri, Kreatif, Kerja keras. Demokratis.);
b.
Peserta didik dapat memeriksa keabsahan penarikan
kesimpulan menggunakan prinsip logika matematika. (nilai yang ditanamkan: Rasa ingin
tahu, Mandiri, Kreatif, Kerja keras. Demokratis.);
c.
Peserta didik dapat membuktikan sebuah persamaan atau
pernyataan dengan bukti langsung, bukti tak langsung, atau induksi matematika. (nilai yang
ditanamkan: Rasa ingin tahu, Mandiri, Kreatif, Kerja keras. Demokratis.);
d.
Peserta didik dapat menentukan nilai kebenaran dan
ingkaran dari suatu pernyataan berkuantor. (nilai yang ditanamkan: Rasa ingin
tahu, Mandiri, Kreatif, Kerja keras. Demokratis.);
Karakter siswa yang
diharapkan :
a.Rasa ingin tahu, Mandiri, Kreatif, Kerja keras, Demokratis.
B.
Materi Ajar
a.
Nilai kebenaran dari pernyataan majemuk berbentuk
konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi.
b.
Ingkaran (negasi) dari pernyataan majemuk berbentuk
konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi.
c.
Konvers, invers, kontraposisi.
d.
Nilai kebenaran dari
pernyataan berkuantor dan ingkarannya.
C.
Metode Pembelajaran
Pendekatan :
Student Centered Approached
Model pembelajaran : Everyone
Is Teacher Here, Quantum Teaching, Teknik Round Table Dan Talking Stick
Metode
:
Brainstorming, tanya-jawab, diskusi
D. Langkah - langkah Kegiatan
Pendahuluan
Apersepsi : Guru menanyakan kabar para peserta didik,
mengabsen, Mengingat kembali
tentang materi logika matematika.
Motivasi : Apabila
materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan arti dan contoh dari pernyataan dan kalimat terbuka, menentukan
nilai kebenaran suatu pernyataan, serta dapat menentukan ingkaran atau negasi
dari suatu pernyataan beserta nilai kebenarannya.
Kegiatan Inti
-
Guru
membagikan kertas dengan berbagai macam bentuk dan warna,
-
Para
siswa berkumpul menjadi satu kelompok sesuai dengan kartu yang diterima.
-
Guru
memberikan kertas berisi rangkuman materi pelajaran kepada setiap kelompok,
kemudian guru memberi tugas berbeda kepada masing-masing kelompok untuk
menjelaskan subbab yang berbeda.
-
Setelah
diberi waktu berdiskusi, setiap anggota berhitung berurutan dari satu sampai
habis anggota kelompoknya.
-
Kemudian
para siswa berkumpul dengan siswa lain yang memiliki nomor yang sama. Satu
dengan satu, dua dengan dua, dan seterusnya.
-
Di
kelompok yang baru, para siswa saling menjelaskan materi yang telah didapat
dari kelompok sebelumnya.
-
Guru
memberikan Ice breaking sebagai
pencair suasana.
-
Guru
memberikan sebuah stik/tongkat di setiap kelompok, kemudian melagukan sesuatu,
ketika nyanyian berhenti tongkat pun ikut berhenti berputar, kemudian siswa
yang memegang stik/tongkat di setiap kelompok mendapatkan pertanyaan.
-
Setelah
selesai, guru menunjuk beberapa orang perwakilan kelompok untuk menjelaskan di
depan kelas dengan cara meng.
-
Setelah
para perwakilan selesai menjelaskan, guru memberikan apresiasi berupa pujian.
-
Guru
menutup pelajaran, dengan menjelaskan rangkuman materi sebagai penguat.
Kegiatan Akhir
-
Guru
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.
-
Guru
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram.
-
Guru
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
-
Guru
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik.
E.
Alat dan Sumber Belajar
Sumber:
- Buku paket, yaitu buku Matematika SMA.
- Buku referensi lain.
Alat:
- Laptop
- OHP
- Kertas HVS dan kertas berwarna
- Stick/tongkat
- Alat Tulis
F. Penilaian Hasil Belajar
Teknik
: Tes lisan, kuis.
Bentuk Instrumen :
Tanya jawab, uraian singkat.
Contoh
Instrumen :
1. Sebutkan beberapa contoh kalimat terbuka dan
kalimat pernyataan.
2. Tentukan ingkaran atau negasi dari
pernyataan:
a.
p: 3 + 4 =7
~p:
...
b.
p: Semua bilangan prima adalah bilangan ganjil.
~p: ....................................
3. Tentukan nilai kebenaran dari konjungsi
“Garis melalui titik (1, 2) dan (2, 1)!“.Tentukan
negasi dari:
a. Jika 2 + 3 > 4 maka 4 = (B)
b. Jika guru matematika tidak datang, maka
semua siswa senang.
4. Tentukan
konvers, invers, dan kontraposisi dari implikasi berikut, kemudian tentukan
nilai kebenarannya!
a.
Jika x = 600, maka .
b.
Jika, maka .
5. Tentukan
nilai kebenaran pernyataan - pernyataan berikut.
a.
b.
6. Selidiki apakah dua pernyataan majemuk
berikut ekuivalen.
a. dan
b. dan
7. Selidikilah dengan menggunakan tabel
kebenaran bentuk pernyataan majemuk berikut, apakah merupakan tautologi,
kontradiksi, bukan tautologi, atau bukan kontradiksi.
a. b.
8. Berdasarkan
prinsip modus tolens, tentukan kesimpulan dari premis - premis berikut ini.
: Jika
Budi lulus ujian, maka ia pergi rekreasi.
: Budi
tidak pergi rekreasi.
_________________________
…………………………...
9. Tulislah kesimpulan yang sah dari
premis - premis yang diberikan dalam bentuk
lambang berikut:
a. :
:
b. :
:
10. Buktikan dengan menggunakan induksi matematika
bahwa
Cirebon, Mei
2013
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru
Mata Pelajaran Matematika
MATERI LOGIKA
MATEMATIKA
Logika
matematika adalah cabang ilmu matematika yang sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, kita menggunakan pikiran kita untuk dapat menyelesaikan suatu
permasalahan. Bahkan seringkali dalam proses tersebut kita menemukan gagasan
(ide) baru. Maka itulah yang dinamakan bernalar. Kemudian dalam bernalar kita
memiliki pendapat (argumen) untuk dapat sampai kepada kesimpulan.
Ketentuan-ketentuan dalam logika ini membantu kita dalam menilai apakah
kesimpulan yang didapat tersebut sah atau tidak.
1) Pernyataan atau kalimat
Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah.
Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah.
Ada dua jenis pernyataan matematika, yaitu :
Kalimat tertutup, merupakan pernyataan yang nilai kebenarannya sudah pasti.
Contoh :
Kalimat tertutup, merupakan pernyataan yang nilai kebenarannya sudah pasti.
Contoh :
a) 5 x 4
= 20 (pernyataan tertutup yang benar)
b) 5 + 4 = 20 (pernyataan tertutup yang salah)
b) 5 + 4 = 20 (pernyataan tertutup yang salah)
Kalimat terbuka,
merupakan pernyataan yang kebenarannya belum pasti.
Contoh :
Contoh :
a : Ada
daun yang berwarna hijau
b : Gula putih rasanya manis
b : Gula putih rasanya manis
2) Ingkaran Pernyataan atau negasi
Ingkaran atau negasi suatu pernyataan adalah pernyataan yang menyangkal pernyataan yang diberikan. Ingkaran suatu pernyataan dapat dibentuk dengan menambah “Tidak benar bahwa …” di depan pernyataan yang diingkar. Ingkaran pernyataan adalah ~ p.
Contoh :
Ingkaran atau negasi suatu pernyataan adalah pernyataan yang menyangkal pernyataan yang diberikan. Ingkaran suatu pernyataan dapat dibentuk dengan menambah “Tidak benar bahwa …” di depan pernyataan yang diingkar. Ingkaran pernyataan adalah ~ p.
Contoh :
Misalkan
pernyataan p : Tembakau yang mengandung nikotin.
Ingkaran penyataan p adalah ~ p. Tidak benar bahwa tembakau mengandung nikotin.
Ingkaran penyataan p adalah ~ p. Tidak benar bahwa tembakau mengandung nikotin.
Tabel kebenaran dari ingkaran
3) Pernyataan Majemuk
a. Konjungsi
Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika “dan” sehingga membentuk pernyataan majemuk “p dan q” yang disebut konjungsi. Konjungsi “p dan q” dilambangkan dengan
a. Konjungsi
Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika “dan” sehingga membentuk pernyataan majemuk “p dan q” yang disebut konjungsi. Konjungsi “p dan q” dilambangkan dengan
b. Disjungsi
Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika “atau” sehingga membentuk pernyataan majemuk “p atau q” yang disebut disjungsi. Disjungsi p atau q dilambangkan dengan .
Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika “atau” sehingga membentuk pernyataan majemuk “p atau q” yang disebut disjungsi. Disjungsi p atau q dilambangkan dengan .
c. Implikasi
Implikasi “jika p maka q” dilambangkan dengan .
Implikasi “jika p maka q” dilambangkan dengan .
d. Biimplikasi
Biimplikasi “p jika dan hanya jika q” dilambangkan dengan .
Biimplikasi “p jika dan hanya jika q” dilambangkan dengan .
4) Ekuivalensi Pernyataan – Pernyataan Majemuk
5) Konvers, Invers, dan Kontraposisi
Dari sebuah implikasi dapat diturunkan pernyataan yang disebut konvers, invers dan kontraposisi dari implikasi tersebut.
Dari sebuah implikasi dapat diturunkan pernyataan yang disebut konvers, invers dan kontraposisi dari implikasi tersebut.
6) Pernyataan berkuantor dan ingkarannya
Pernyataan berkuantor ditandai dengan kata “ada”
yang dilambangkan dengan “” dan
kata “semua” atau “untuk setiap” yang dilambangkan dengan “”
Contoh : ingkaran dari pernyataan “semua bus kota
bersih” adalah “tidak semua bus kota bersih”
7) Penarikan kesimpulan
Di dalam logika matematika ada beberapa penarikan
kesimpulan yang sah diantaranya adalah:
1.
Modus
Ponen, yaitu:
Pernyataan
1: p q : benar
Pernyataan
2: p : benar
Kesimpulan
: q : benar
2.
Modus
Tollens, yaitu:
Pernyataan
1: p q : benar
Pernyataan
2: q : benar
Kesimpulan:
p : benar
3.
Sillogisme,
yaitu:
Pernyataan
1: p q : benar
Pernyataan
2: q r : benar
Kesimpulan:
p r : benar
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Strategi
pembelajaran aktif sangat banyak, diantaranya adalah quantum teaching, round
table, everyone is teacher her dan talking stick. Masing-masing stategi adalah
unik, misal quantum teaching membuat suasana meriah dan menyenangkan, round
table membuat siswa mampu bersosialisasi dan menerima pendapat orang lain,
everyone is teacher here melatih keberanian dan kemandirian siswa dalam
pelajaran, talking stick membuat siswa tebiasa bersiap dan memahami materi
serta mampu mengevaluasi dengan cepat.
Setiap
metode, strategi maupun teknik memiliki kelebihan dan kelemahannya
masing-masing, sehingga pelaksanaannya harus disesuaikan dengan kondisi dan
kemampuan para siswa di kelas.
SARAN
-
Diharapkan
makalah ini dapat membantu bagi penulis, pembaca, dan khususnya bagi para guru
untuk meningkatkan profesionalisme sebagai pengajar.
-
Diharapkan
makalah ini dapat menjadi salah satu referensi untuk mengetahui berbagai macam
model, teknik maupun strategi pembelajaran yang dapat diaplikasikan pada proses
pembelajaran.
-
Diharapkan
bagi para pengajar untuk mampu mengembangkan metode pengajarannya dan
memberikan variasi pada proses KBM, sehingga dapat memberikan kesan yang
berbeda kepada siswa.
-
Diharapkan
guru mampu menyesuaikan metode sesuai dengan situasi dan kondisi kelas dan para
siswa, sehingga mendapatkan hasil yang optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
BELIA,
tim, 2007, Belia Cepat (Belajar Ilmu Aritmatika dan Aljabar), Bandung: POPY M.
DePorter,
Bobbi, dkk., 2010, Quantum Teaching, Bandung: Kaifa
Riyanto,
yatim, 2009, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Uno,
Hamzah B., 2011, Model Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara
Warsono,
dan Hariyanto, 2012, PEMBELAJARAN AKTIF Teori dan Asesmen, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Zaini,
Hisyam, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani, 2002, STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF
DI PERGURUAN TINGGI, Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga.
0